Pengalaman Tindakan LASIK

Posted by Andi on Monday, October 31, 2016 with 1 comment
Setelah saya mengunggah foto saya sehari setelah lasik pada tanggal 12 Oktober 2016 lalu banyak teman-teman yang bertanya kepada saya tentang LASIK.. minimal bagaimana rasanya?, berapa biayanya?, syaratnya apa saja?. Melihat perhatian dan keingintahuan yang besar dari teman-teman saya mencoba untuk mengulas tentang ini sedikit.

Kalau boleh cerita sebetulnya LASIK yang saya lakukan keluar dari planning awal, yaitu satu tahun lebih cepat. Keputusan ini diambil ketika saya sedang berlibur di Medan. Karena Medan berdekatan dengan Palembang yang mana berdekatan dengan kota asal saya di Prabumulih. Pada tanggal 25 Oktober 2016 saya datang ke Sriwijaya Eye Center di Palembang menemui dokter Ansyori. Sayangnya menurut beliau myopia atau minus mata saya pada pengecekan terakhir adalah nyaris –9.00 baik mata kanan dan kiri, terbilang sangat tinggi. Sedangkan di Sriwijaya Eye Center "pada saat itu" masih belum tersedia teknologi LASIK yang mampu menjadi alternatif untuk menghilangkan minus saya secara total. Sehingga saya direkomendasikan oleh dokter Ansyori ke Jakarta Eye Center Menteng menemui dokter Johan A. Hutauruk. Dengan catatan saya juga harus mengonsumsi vitamin, dan obat tetes mata yang bertujuan mengoptimalkan kesehatan mata menjelang operasi nanti.

Catatan Penting Pra LASIK

Ikuti prosedur pra lasik untuk mengetahui kondisi mata ;
  1. Usia telah mencapai 18 tahun
  2. Kondisi kornea harus baik, untuk itu hindari penggunaan lensa kontak setidaknya selama satu bulan,
  3. Kornea harus memiliki ketebalan diatas 500 Mikron, jika kurang dapat menggunakan No Touch Lasik. Saya sendiri menggunakan teknologi Z2-Lasik

Hari 1,
Tanggal 11 Oktober 2016
Pre LASIK
Hari ini merupakan hari pertama rangkaian pra lasik dan konsultasi pertama saya ke dokter Johan pada pukul 6 sore. Rangkaian pra lasik ini bertujuan untuk mengecek kondisi mata dan kesehatan mata sebelum LASIK. Setelah mendapatkan review dan persetujuan dari dokter yang bersangkutan atau dalam hal ini dokter Johan penanganan LASIK dapat langsung dilakukan besok pagi. Tidak lupa pesan beliau "jangan lupa berdoa".

FYI Saya sangat mengapresiasi setiap perjanjian konsultsasi atau kontrol di JEC Menteng. Karena sebelum kedatangan kita telah diinformasikan nomor urut antrian dan perkiraan kedatangan yang dianjurkan.

Hari 2, 
12 Oktober 2016
Tindakan LASIK
Saya menjalani operasi ini sekitar pukul 9 pagi. Proses operasi sebetulnya terbilang sangat sederhana, baik pada saat persiapan dan pada saat operasi sendiri. Proses sebelum operasi hanya meliputi pemakaian baju pasien (tanpa melepas baju yang telah dipakai), pemakaian topi operasi, dan pembersihan mata dengan anti septic, dan betadine atau istilahnya apa saya gak begitu paham :D hehe.. Kita juga tidak diperbolehkan mengenakan make up, parfum, dan beberapa alat kosmetik yang mungkin dapat mengganggu proses operasi.

Pada saat di ruang operasi kita dipersilahkan tidur ditempat tidur yang telah disediakan menghadap beberapa peralatan operasi LASIK. Nah menjelang operasi, mata akan kembali dibius dan diberi alat (logam) yang berfungsi menahan kedipan mata kita pada saat operasi. Tindakan ini dimulai dari mata sebelah kanan. 

Pada saat tindakan berlangsung setidaknya kita harus berusaha memfokuskan pandangan pada sumber cahaya atau titik cahaya yang terdapat pada alat-alat LASIK, dan dianjurkan untuk tidak menggerakkan bola mata. Menurut dokter Johan sendiri agar proses LASIK berjalan optimal, namun tidak berbahaya sekalipun kita tidak bisa menyanggupinya secara total.

Untuk informasi ruang operasi di JEC Menteng berbentuk kubik dengan kaca transparan besar, sehingga keluarga atau orang yang mendampingi kita dapat melihat proses operasi berlangsung.

Tahap 1
Pada saat operasi berlangsung saya nyaris tidak merasakan apapun yang menyakitkan, hanya saja pada saat pembuatan flap berlangsung saya merasa ada tekanan gelas, dan mata saya terasa seperti di vacum (sedot). Namun tidak sampai menimbulkan rasa sakit. Prosedur ini mungkin hanya menghabiskan waktu sekitar 30 detik atau 1 menit. (saya tidak bisa mengukur waktu begitu pasti karena perasaan yang cukup tegang)

Tahap 2
Pada saat flap kornea telah terbuka, mata saya dihadapkan pada alat yang berfungsi untuk melaser mata saya. Proses ini berlangsung kira-kira sekitar 15 detik.

Tahap 3
Flap kembali ditutup.

Keseluruhan proses persiapan operasi dan operasi mungkin hanya berkisar 20-30 menit saja.

Setelah operasi dokter Johan menanyakan bagaimana penglihatan saya. Bagi saya pengalaman paska operasi tanpa mengenakan kacamata adalah hal yang menakjubkan, karena prosesnya sangat simpel, dan cepat. Seperti biasa dokter Johan bilang "ini karena Do'a".

Setelah operasi berlangsung saya diwajibkan memakai kacamata pelindung (mirip kacamata renang) yang berfungsi melindungi mata dari debu, dan reflek tangan menyentuh mata seperti mengucek mata atau menekan mata. Selain itu saya diberi oleh-oleh berupa beberapa obat tetes mata dan obat-obatan oral (pil).

Setelah operasi saya langsung dapat berjalan kesana kemari, termasuk jalan kaki ke Hotel Marcopolo tempat kami menginap yang kira-kira jaraknya sekitar 500 m. Hanya saja dua jam setelah operasi LASIK saya mulai mengalami apa yang ditakutkan oleh semua orang. Efek setelah anestesi habis membuat mata saya terasa sangat sakit, bahkan saya mulai sulit membuka mata. Tapi jangan khawatir salah satu oleh-oleh JEC adalah ponstan yaitu obat yang dikonsumsi untuk menghilangkan rasa sakit. Tapi mata tetap sulit terbuka :P setidaknya sampai 4 jam kemudian. Jadi lebih baik ditidurkan saja.. 

Hari 3, 
13 Oktober 2016
Post Lasik
Pada hari ini kembali ke JEC untuk melihat perkembangan kondisi mata, dan melihat reaksi mata apakah terdapat alergi terhadap obat-obatan. Hanya saja dokter Johan kali ini ada agenda di Belanda sehingga digantikan dokter Ferdiriva. Karena berdasarkan pengecekan hari ini bagus, hari ini juga saya melakukan penerbangan ke Palembang.

Catatan Post Lasik
  1. Kacamata pelindung digunakan setidaknya selama 3 hari (terutama ketika tidur),
  2. Menghindari tempat-tempat yang banyak debu untuk menghindari infeksi,
  3. Dilarang mandi dari kepala dan keramas selama seminggu,
  4. Dilarang berenang selama sebulan.

Hari 4,
14 Oktober 2016
Post Lasik
Mata saya mulai merah, dan terasa perih setiap kali diteteskan obat. Keluarga memutuskan ke Palembang, di Sriwijaya Eye Center untuk konsultasi.

Hari 5,
15 Oktober 2016
Post Lasik
Berdasarkan pemeriksaan hasil LASIK bagus. Hanya saja menurut dokter Ansyori saya tertular penyakit mata (yang tidak tahu dimana tertularnya, dan bagaimana caranya). Akhirnya beberapa obat tetes mata diganti dan obat pil yang baru. Keadaan mata yang memerah ini saya alami setidaknya sekitar 2 minggu, dan berangsur-angsur hilang

Hari 15
26 Oktober 2016
Saya kembali ke Sriwijaya Eye Center, namun kali ini saya bertemu dokter Ani, spesialis LASIK. Perkembangan mata sudah membaik, hanya saja kondisi mata kiri masih sedikit meradang dan disarankan kembali pada tanggal 31 Oktober 2016.

Hari 20
31 Oktober 2016
Sejauh ini perkembangan mata saya baik-baik saja, mata merah sudah hilang. Tapi untuk jaga-jaga saya tetap diberi obat oral dan obat tetes mata. Kalau hasil intip-intip sekilas dari print out alat pengukur minus sih sepertinya antara mata kanan dan kiri saya masih ada sekitar -0.25 dan -0.50. Tapi menurut dokter itu tidak masalah karena mata saya masih beradaptasi menemukan titik fokus, hal ini wajar mengingat dulu minus saya sampai -9.00.

Sampai pada tanggal ini mungkin adalah perkembangan post LASIK yang paling jauh dikarenakan saya boleh menemui dokter Ani dua minggu kemudian.

Sekedar informasi tambahan... biaya untuk Pra LASIK dan tindakan Z2 LASIK termasuk obat-obatan kurang lebih membutuhkan biaya sekitar Rp. 28 juta. Ini tidak termasuk pengeluaran kita jika berasal dari luar daerah, dan kontrol setelah LASIK. Untuk itu teman-teman bisa mulai untuk mengalkulasikan sendiri biaya penginapan, biaya makan, dan jangan lupa biaya jalan-jalan :P hehehe.. Untuk penginapan sendiri saya menginap di Hotel Marcopolo yang jaraknya hanya sekitar 400-500 meter ke JEC Menteng.

Saya sendiri sangat puas dengan pelayanan di JEC Menteng. Selain profesional dengan masalah waktu, kebersihan, karyawati-karyawati di JEC Menteng lumayan membuat adem penglihatan mata hehe...

Terakhir saran saya hasil dari sharing-sharing dengan karyawan JEC Menteng bagi mahasiswa sebaiknya memang melakukan operasi LASIK itu setelah kelulusan. Dikarenakan untuk menjaga fokus mata dari kelelahan setelah tindakan LASIK, dan meminimalisir kenaikan minus mata kembali yang disebabkan oleh tugas-tugas yang menumpuk :P
Categories: