[KulinerDaihatsu] The Mighty Pempek!

Posted by Andi on Thursday, February 06, 2014 with 2 comments
Tugu Sea Games Palembang
Saat berkunjung ke Palembang, rasanya tidak lengkap jika tidak menyantap Pempek. Produk kuliner satu ini memang tidak ada matinya, lezat, mengenyangkan, dan bergizi. Pempek biasanya identik pada beberapa varian saja, seperti kapal selam dan lenjer. Padahal cukup banyak jenis pempek yang dapat menggugah selera para penikmat kuliner namun tidak begitu populer. Dalam tulisan ini, Saya sedikit me-review beberapa macam pempek palembang lainnya dalam perjalananan Saya beberapa waktu lalu.
Meskipun Saya berasal dari Palembang, saat ini Saya tidak setiap saat bisa menikmati kelezatan kuliner istimewa tersebut. Karena, sudah beberapa tahun ini Saya melanjutkan pendidikan di Malang, bukan berarti di Malang tidak terdapat masakan Palembang. Namun bagi Saya masakan Palembang di Palembang adalah hal yang tidak tergantikan. Bukan main-main :)

Pada 04 Februari 2014 yang lalu, kebetulan saat itu beberapa kerabat satu daerah dengan alma mater berbeda bersilaturahmi di Palembang, termasuk salah satu kerabat kami yang berasal dari Padang. Sebagai Tuan Rumah yang baik tentu kami menyambut beliau dengan keramahan sebagai orang Palembang.

Pastinya tidak lengkap jika bukan jamuan kuliner, kami mengajak beliau untuk mampir dan menikmati salah satu kuliner Palembang yang luar biasa enaknya. Apa itu?

Lenggang

Harga Kaki Lima : Rp. 5.000-Rp. 8.000
Harga Restoran   : Rp. 10.000-Rp. 15.000

lenggang di panggangan tradisional
Lenggang sebetulnya adalah salah satu dari sekian jenis dari Pempek Palembang. Hanya saja pempek yang satu ini dominan sekali terasa telurnya. Meskipun rasa telur cukup kuat, ciri khas rasa ikannya tetap tidak hilang. Nah, untuk anda yang mungkin mengajak kakek atau nenek, jangan khawatir pempek satu ini teksturnya sangat lembut karena adonan telur yang cukup banyak didalam komposisinya hehehe....

Lenggang dibuat seperti adonan pempek biasa, hanya saja adonan telur dicampur ketika adonan pempek sudah dipanaskan di panggangan dengan menggunakan daun pisang yang dibuat berbentuk kotak.
Makan lenggang dulu..
Saat ini, karena tuntutan konsumen yang banyak dan kemajuan teknologi. Beberapa Rumah Makan Palembang, tidak lagi menyajikan lenggang yang dibuat dengan menggunakan panggangan tradisional, tetapi dengan menggunakan oven atau dipanggang dengan menggunakan wajan anti lengket. Biasanya cara-cara modern dilakukan oleh Rumah Makan Palembang yang berada dalam kawasan indoor seperti di dalam mall untuk menghindari asap.

Secara pribadi, Saya lebih menyukai lenggang yang dipanggang secara tradisional. Alasannya adalah karena aroma lenggang tersebut menjadi lebih harum dan nikmat ketika dimakan. Jangan lupa menambahkan cuko (kuah pempek), untuk yang tidak menyukai pedas harap sedikit berhati-hati dengan cuko palembang. Sensasinya, luar biasa hahaha :)

Cuma lenggang nih??

Oh ya, sekalian Saya mau bercerita tentang model palembang.

Nah, ini bukan sembarang model, dan jangan salah sangka... Saya masih bercerita tentang makanan. Inilah


Model Palembang

Harga Kaki Lima : Rp. 5.000
Harga Restoran   : Rp. 15.000-Rp. 20.000

Model palembang merupakan varian pempek kapal selam, namun tidak diisi dengan telur, tapi tahu (secara umum). Perbedaannya juga pempek ini tidak dimakan dengan cuko palembang, tapi dengan kuah kaldu udang dan campuran rempah-rempah yang kuat.
model palembang
Sepanjang Saya berada di Sumatra Selatan, sajian satu ini hampir selalu ada disetiap sekolah, dan tentu saja disetiap pojok keramaian.


makan model dulu..
Model sangat mudah ditemui di Palembang, karena khasanah kuliner satu ini banyak dijual oleh pedagang kaki lima, biasanya Model dijual bersama dengan tekwan yaitu makanan yang hampir sejenis dengan model.

Model merupakan salah satu makanan paling favorit di Sumatra Selatan, karena porsinya besar dan enak. Nah, bagi yang suka makan Jamur, model juga biasanya disajikan dengan jamur kuping.

Tidak hanya itu, ada hal yang unik dalam penyajian model. Biasanya khusus di Palembang dan sangat jarang didaerah lain di Sumatra Selatan, model yang dijual di kaki lima disajikan bersama dengan mie instan. Nah.. biasanya konsumen cukup menambah Rp. 2.000 untuk tambahan mie instan.

Masih dengan pempek, kali ini adalah pempek yang penyajiannya cukup unik dan agak berbeda dengan yang lainnya.

Celimpungan

Harga Kaki Lima : Rp. 5.000
Harga Restoran   : Rp. 15.000

Sebetulnya celimpungan tidak masuk agenda kuliner dalam perjalanan. Tapi, tiba-tiba ketika pulang dari petualangan kuliner hari itu, ada kerabat orang tua yang memberi celimpungan hahaha... 
makan celimpungan dulu..

Nah, daripada sia-sia akhirnya celimpungan kena sikat juga :)

Celimpungan merupakan pempek dengan diameter 10 cm, tapi uniknya tidak seperti pempek lain. Celimpungan dimakan bersama dengan kuah yang dibuat dengan santan, bukan cuko. Kuah celimpungan cukup berminyak, apalagi karena faktor santan. Sehingga kurang dianjurkan bagi yang memiliki kadar kolestrol tinggi.

Umumnya celimpungan susah ditemui di penjual-penjual pempek pinggiran/PKL. Celimpungan biasanya dijual di kios-kios pempek atau Rumah Makan Palembang.

Ayo, ke Palembang, jelajahi kulinernya dan jelajahi wisatanya 



Categories: